RE: Konsumsi Serat Instan

Apakah konsumsi serat instan yang dijual sebagai suplemen baik untuk tubuh?

Yani, Bandung, Jawa Barat

Prabowo Default Asked on 05/11/2014 in Kesehatan.
Tambahkan komentar
1 Jawaban

Rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia 10,5 gram/kapita/hari. Angka itu hanya separuh kebutuhan serat tubuh. Padahal untuk dapat mencerna makanan dengan sempurna, tubuh perlu 25-32 gram serat/hari. Sejatinya bukan perkara mudah memenuhi angka serat ideal itu. Angka itu misalnya, dapat diperoleh bila mengonsumsi 10 buah apel/hari. Sebagai alternatif muncul suplemen serat instan yang rata-rata mengandung 8-16 gram serat per sajian.

Contoh suplemen serat itu adalah ekstrak serelia, olahan agar-agar, Plantago ovata, dan chicory. Dua yang disebut terakhir berlimpah serat. Plantago ovata merupakan tanaman asal India yang mengandung serat mucilage yang manjur mengatasi sembelit. Ekstrak chicory mengandung banyak polisakarida pektin. Kandungan serat tanaman asal Eropa itu dapat meningkatkan absorpsi kalsium di tulang wanita menopause.

Riset Kim Yun Young dari Department of Medical Nutrition, Graduate School of East-West Medical Science, Kyung Hee University, Korea Selatan, menunjukkan kadar serum alkalin fosfat wanita yang mengkonsumsi ekstrak chicory selama 3 bulan, turun signifikan dibanding kontrol. Efeknya penyerapan kalsium oleh tulang meningkat.

Olahan agar-agar yang berupa rantai polisakarida mengandung 84% serat terlarut. Kadar karbohidrat olahan agar-agar sangat rendah sehingga cocok untuk diet obesitas karena dapat menimbulkan efek kenyang lebih lama. Meski demikian jangan sembarangan mengonsumsi serat instan. Kelebihan serat di tubuh justru dapat menganggu penyerapan mineral. Hal itu terjadi karena serat mengikat beberapa jenis mineral seperti kalsium, magnesium, seng, dan besi yang dibutuhkan dalam metabolisme tubuh.

Admin Editor Answered on 05/11/2014.
Tambahkan komentar

Your Answer

Dengan menjawab pertanyaan, Anda setuju dengan privacy policy and terms of service.