Pupuk daun dengan kandungan bahan aktif rendah dapat dipakai sebagai sumber nutrisi pada budidaya hidroponik. Dr Ir Anas Dinurrohman Susila MS, pakar dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan, persentase bahan aktif rendah tersebut tidak lebih dari 20%. Bila lebih dari persentase tersebut, kehadiran pupuk Urea, KCl, dan TSP dapat membuat tanaman terbakar.

Sejatinya pada sistem hidroponik, dosis pupuk dan kepekatan larutan yang dipakai rendah dan diberikan rutin dengan interval waktu tertentu. Pupuk daun di pasaran biasanya memiliki unsur kalsium sedikit, sehingga pekebun perlu menambahkan kalsium. Kekurangan kalsium pada selada, misalnya, menyebabkan daun terbakar.

Hal lain yang perlu diperhatikan saat pemakaian pupuk daun sebagai nutrisi adalah kadar oksigen terlarut yang penting bagi tanaman untuk fotosintesa dan respirasi. Yos Sutiyoso, pakar hidroponik di Jakarta mengungkapkan semakin rendah suhu air, kadar oksigen terlarut meningkat. Pada tangki nutrisi biasanya lapisan nutrisi teratas bila diukur temperaturnya, bersuhu 25 derajat Celcius dengan kadar oksigen terlarut sekitar 10 ppm.

Sementara itu lapisan air di bawahnya dapat bersuhu 20 derajat Celcisu dengan kadar oksigen terlarut 12 ppm. Pada saat terik bila suhu air mencapai 30 derajat Celcius, kadar oksigen terlarut hanya 5-6 ppm. Demikian penting faktor suhu itu, tangki nutrisi sebaiknya ditaruh di bawah tanah dengan kepala tanki sejajar permukaan tanah. Tujuannya agar suhu larutan stabil sehingga tidak menggangu proses fotosintesa dan respirasi tanaman.