RE: Cara Pengolahan Pascapanen Kopi
Bagaimana cara pengolahan kopi sehabis panen? Bagaimana pula agar dapat memperoleh kopi arabika dan robusta yang berkualitas? Terimakasih atas jawabannya.
Afat, Medan, Sumatera Utara
Terdapat dua cara pengolahan pascapanen kopi, yakni cara giling basah dan giling kering. Perbedaan kedua teknik pengolahan tersebut terletak pada kecepatan waktu pengeringan. Pada giling basah pengeringan biji kopi memakan waktu 7-10 hari, sebab biji kopi tidak lagi terbungkus kulit tanduk karena telah melalui proses hulling alias penghilangan kulit tanduk. Berbeda dibandingkan cara giling kering yang memakan waktu hingga 2 kali lebih lama lantaran biji kopi masih terbungkus kulit tanduk.
Pengalaman serta beberapa penelitian memperlihatkan biji kopi yang diolah dengan secara giling basah lebih bercitarasa. Singkat kata, keseluruhan proses pengolahan kopi meliputi aneka tahap mulai dari petik buah matang 95% dan seleksi, pengupasan kulit tanduk (hulling), pencucian lendir (washing), fermentasi, pengeringan (drying) hingga berkadar air 11-12%, serta penyimpanan sebelum siap dijual. Khusus penyimpanan agar kualitas produk terjaga, gudang penyimpanan perlu memiliki kelembapan 65-70%, temperatur 20-25 derajat Celcius, serta berada di lingkungan higienis.
Salah satu kunci supaya memperoleh kopi bercitarasa khas adalah penanaman serta pemilihan varietas. Bila menanam kopi robusta, sebaiknya menanam 3-5 jenis kopi berbeda di area sama. Hal itu penting lantaran kopi robusta memerlukan penyerbukan silang. Berbeda dibandingkan tanaman kopi arabika yang cukup menanam satu jenis, meskipun bila menanam dengan 2-3 jenis berbeda akan lebih lebih bagus kualitasnya.
Pada budidaya kopi, ketinggian sangat mempengaruhi kualitas kopi. Penanaman kopi arabika, misalnya, perlu dilakukan di ketinggian lebih dari 1.000 m dpl untuk memperoleh citarasa asam, manis serta beraroma wangi. Tanaman kopi arabika tetap bisa ditanam di dataran rendah, tapi berefek pada citarasa kopi yang menjadi lebih pahit. Pada tanaman kopi robusta, idealnya ditanam di ketinggian lebih dari 500 m dpl.