Sterilisasi Baglog Jamur Tiram
Saya pembudidaya jamur tiram yang saat ini mengalami masalah karena banyak baglog mengalami kontaminasi. Apakah memperpanjang masa sterilisasi baglog bisa mengurangi kontaminasi?
Ceppy, Bogor, Jawa Barat
Pekebun biasanya memperpanjang durasi sterilisasi karena beranggapan bahwa semakin lama waktu sterilisasi, kian bagus kualitas baglog. Harapannya cendawan kontaminan tak mampu menembus baglog. Namun, faktanya kondisi itu tidak memberi pengaruh positif terhadap kehadiran cendawan kontaminan.
Pengalaman seorang pekebun jamur tiram justru memperlihatkan sterilisasi baglog hanya selama 30 menit merupakan keputusan tepat. Keputusan itu diambil setelah ia melakukan percobaan sederhana. Pekebun itu menyediakan masing-masing 10 baglog hasil sterilisasi, pasteurisasi, dan tanpa sterilisasi. Selanjutnya ia menumbuhkan bibit jamur tiram di masing-masing baglog itu. Hasilnya? Baglog pertama yang terkena kontaminasi adalah baglog yang telah dipasteurisasi 12 jam, kedua baglog sterilisasi, dan terakhir baglog tanpa sterilisasi.
Baglog tanpa sterilisasi memang perlu lebih banyak bibit, 10% dari bobot baglog. Bila bobot baglog rata-rata 1,2 kg, artinya perlu 120 gram bibit untuk sebuah baglog. Bandingkan dengan baglog sterilisasi (30 menit) hanya memerlukan bibit seujung spatula atau hanya beberapa gram.
Pekebun lazimnya melakukan teknik sterilisasi pada suhu 120 derajat Celcius dan tekanan 1 bar selama 10 jam. Selain sterilisasi, pekebun perlu pula melakukan pasteurisasi untuk mensucihamakan baglog. Beda sterilisasi dan pasteurisasi terletak pada suhu pemanasan dan alat.
Sterilisasi mensucihamakan baglog pada suhu minimal 120 derajat Celcius dengan alat vakum bertekanan sehingga perlu boiler sebagai sumber uap air panas. Pada pasteurisasi pemanasan maksimal 70 derajat Celcius dengan alat sederhana seperti drum minyak sebagai wadah baglog. Lama mempasteurisasi 12 jam dengan tingkat kehadiran kontaminan maksimal 20%.