1. Terdapat beberapa penyebab kematian gurami seperti faktor bibit. Bibit gurami yang tidak sehat atau luka saat proses penangkapan dan pengangkutan menyebabkan gurami mudah mati. Berikutnya pencemaran air yang terjadi apabila sumber air kolam itu dekat atau berasal dari air sawah yang menggunakan pestisida dan pembuangan limbah. Yang lain adalah padat tebar terlalu tinggi. Idealnya, untuk bibit berukuran di atas 6 cm padat tebar sekitar 20 ekor/m2. Selanjutnya adalah faktor penyakit.

2. Gurami rentan terserang parasit dan bakteri. Salah satu penyakit gurami paling mematikan yaitu tuberkulosis (TBC) gurami. Penyakit itu menyebabkan kematian gurami hingga 70%. Penyebabnya, infeksi bakteri Mycobacterium fortuitum. Serangan bakteri itu lazim terjadi saat kondisi gurami lemah dan stres, misalkan akibat fluktuasi suhu drastis dan penurunan kualitas air.

Gejala awal serangan terlihat nafsu makan ikan menurun. Sisik ikan tampak mengelupas dan muncul bercak-bercak merah disertai benjolan-benjolan kecil di sekujur tubuh. Pencegahan dapat dilakukan dengan perawatan intensif menyeluruh. Setelah panen, bersihkan dan keringkan kolam selama 7-10 hari. Lumpur dan kotoran yang mengendap di dasar kolam dibuang. Lapisan tanah dibalik dan ditambahkan kapur tohor sebanyak 100-150 gram/m2.

Berikan pula imunostimulan seperti vitamin C dosis 150-500 mg/kg bobot tubuh saat bibit gurami seukuran korek api selama 7-10 hari. Cara lain, rendam burayak gurami dengan larutan kalium permanganat (KMnO4) dosis 15 gram/m3 selama 30 menit. Selama perendaman kombinasikan dengan pemakaian aerator agar burayak tidak mati kekurangan oksigen terlarut.