Efektivitas Pemakaian Herbisida
Sejauh mana pemakaian herbisida efektif mengatasi gulma? Apakah ada tumbuhan yang dapat dipakai sebagai herbisida alami?
Palupi, Tangerang, Provinsi Banten
Gulma memang dapat diatasi memaka herbisida. Namun beragam gulma yang tumbuh memerlukan pemakaian aneka jenis herbisida sekaligus. Berdasarkan jenis, terdapat 2 jenis herbisida, yakni herbisida kontak dan herbisida sistemik.
Herbisida kontak hanya mematikan bagian tanaman yang terkena larutan sehingga bagian tanaman lain seperti akar yang tidak terkena dapat tumbuh kembali. Berbeda dengan herbisida sistemik yang ditranslokasikan ke seluruh tubuh tanaman sehingga dapat mematikan gulma seutuhnya seperti senyawa dalapon (glyphospate) yang mematikan alang-alang melalui mekanisme denaturasi protein.
Secara mekanisme kerja, herbisida ada yang menghambat fotosintesa (berbahan aktif triazin), perkecambahan seperti senyawa CIPC (isopropil-N-karbamat) hingga menghambat pertumbuhan seperti senyawa fenoksi. Faktanya banyak herbisida lebih efetif dipakai pada gulma berdaun lebar ketimbang rumput-rumputan sehingga pada akhirnya perlu tetap mengkombinasi dengan cara mekanik.
Pemakaian herbisida sejatinya harus tepat sasaran sehingga pemakainya memang perlu mengetahui bahan aktif herbisida tersebut dengan alasan seperti dijelaskan sebelumnya. Meski efisien dan menguntungkan, pemakaian herbisida perlu terpadu untuk mencegah residu berlebihan yang berujung muncul resistensi gulma hingga berefek buruk terhadap lingkungan.
Sebab itu pula sebaiknya memakai herbisida dengan persistensi rendah. Persistensi menunjukkan aktivitas biologi herbisida di tanah yang meliputi penyerapan, volatilisasi, pencucian, hingga degradasi biologi serta nonbiologi. Singkat kata herbisida persistensi rendah dapat membuat herbisida yang terserap tanaman utama juga rendah sehingga produksinya tetap aman dikonsumsi.
Terkait herbisida alami, penelitian Sobar Darana pada 2005 seperti tertuang di Jurnal Penelitian Teh dan Kina pada 2006 volume 9, memperlihatkan senyawa alelopati pada daun kirinyuh Chromolaena odorata dan daun saliara Lantana camara mampu menghambat pertumbuhan gulma di areal perkebunan teh. Ekstrak daun kirinyuh berkonsentrasi 20% serta daun saliara di atas 10% bisa menekan pertumbuhan gulma lebih baik dibandingkan pemakaian herbisida kimia.